Beautiful Memories with Best Friends

oleh Ayya RiiesSMA

Kelompok VIIZ. Ya, begitulah sebutan buat empat orang cewek di sebuah Islamic High School. Mereka adalah Devi, Indri, Ines, dan Hazar. Dari nama-nama itulah Kelompok VIIZ terbentuk. DeVi adalah cewek yang baik, pemalu, manja, pendiam tapi kadang cerewet juga. Dia tu orangnya sensitif banget gampang simpati gitu, dia anggota paling muda di Kelompok VIIZ. Indri adalah cewek yang cerewet banget, baik, pintar dan orangnya cuek banget. Ines adalah cewek yang mandiri, baik, ceria, berani mengambil keputusan, dia anggota paling tua di Kelompok VIIZ. HaZar adalah cewek yang baik, manja, dan cewek yang paling cantik di Kelompok VIIZ. Aku salah satu dari mereka. Kita baru mengenal satu sama lain ketika pertama masuk di sebuah Islamic High School walaupun kita baru kenal tapi seperti ada suatu cemestry di antara kita berempat yang membuat kita menjadi sangat akrab. Hari-hari di sekolah kita lewati bersama, sedih, senang, maupun marah. Kebersamaan kami hadapi bersama.

Suatu hari di sekolah ada seorang guru baru dia seorang laki-hari yang masih cukup muda dia menjadi guru BK (Bimbingan dan Konseling). Setelah beberapa bulan guru itu menjadi guru di sekolah ini, mungkin karena dia guru BK jadi dia cukup dekat dengan Kelompok VIIZ terutama dengan Ines… Ya mungkin karena dia masih muda jadi mudah bergaul dengan Kelompok VIIZ. Sejak kedekatan itu ternyata ada sesuatu antara guru itu dan Ines dan ternyata ada hubungan spesial di antara mereka dan hal itu hanya kita berempat dan guru itu yang tahu pada saat itu para anggota Kelompok VIIZ sudah mempunyai teman dekat mereka masing-masing. Setelah beberapa bulan Ines menjalin hubungan dengan guru itu, ternyata Ines diam-diam menyukai seorang cowok di kelasnya dan hal itu di ketahui sama guru itu dan sejak itu hubungan antara Ines dan guru itu berakhir..

Sudah satu tahun Kelompok VIIZ selama di kelas satu SMA ini bersama dan hari ini adalah hari penentuan kenaikan kelas dan kita senang banget karena kita semua naik kelas dan masuk ke sepuluh besar. kita berempat memilih jurusan IPA di kelas XI. Tapi sayangnya, kita tidak satu kelas lagi, yang satu kelas hanya Indri dan Devi sedangkan Ines sendiri dan Hazar juga sendiri.pada awal masuk kelas dua kami masih sering berkumpul bersama karena pada saat kenaikan kelas kita sepakat bahwa walaupun kita udah nggak sekelas kita harus tetap jadi sahabat, tetapi setelah beberapa bulan ada suatu masalah antara Ines dan Hazar sampai akhirnya masalah itu membuat Hazar salah paham sama Ines, Indri, Devi dan sampai Hazar nggak percaya lagi sama kita, Hazar mengira kita bertiga nggak mau berteman lagi sama dia, kami bertiga sudah mencoba untuk meminta maaf tetapi sepertinya Hazar nggak peduli lagi dan dia agak menjauh dari kita bertiga.

Setelah kejadian itu hanya kita bertiga yang masih sering kumpul bareng dan setelah setengah tahun kita kita di kelas dua, kita menghadapi tes tengah semester setelah kurang beberapa hari tes selesai, Indri sakit di kakinya tetapi walaupun sakit dia tetap menyelesaikan tes sampai hari terakhir tes dan pada hari pembagian rapor dia juga masih berangkat sekolah dengan keadaan kakinya yang sudah terlihat berbeda dari biasanya. Setelah pembagian rapor dia nggak pernah keluar rumah lagi selama liburan. Mendengar keadaan kaki Indri yang semakin parah, Devi, Ines, dan Hazar menjenguk ke rumahnya.

Saat liburan selesai Indri yang sebenarnya masih sakit tetap berusaha masuk sekolah karena takut ketinggalan pelajaran padahal di sekolahpun dia terkadang mengeluh kakinya sakit dan cara berjalannya juga nggakkayak biasanya. Devi yang sekelas sama dia merasa kasihan dan menyuruh Indri buat cek up ke dokter tetapi Indri nggak mau dengan alasan dia merasa nggak apa-apa. Setelah beberapa hari kaki Indri semakin parah dan akhirnya dia cek up ke dokter. Sayangnya, dokter yang memeriksanya nggak memberi tahu dengan jelas apa penyakitnya, Indri hanya diberi obat. Pernah suatu hari Indri datang terlambat ke sekolah dan dia dihukum oleh guru piket. Saat itu Devi melihatnya dan ingin membantu tetapi sayangnya di kelas sedang ada pelajaran.

Setelah hari itu Indri nggak pernah masuk sekolah lagi karena sakitnya semakin parah. Sekarang di sekolah Kelompok VIIZ hanya tersisa 2 orang Devi sama Ines yang masih sering bareng karena Indri sakit dan sampai akhirnya Devi dapat kabar Indri dirawat di rumah sakit. Beberapa hari di rumah sakit Indri ngasih kabar ke Devi bahwa dokter yang merawatnya mendiagnosis Indri terkena penyakit tumor ganas yang sudah parah dan terpaksa kaki Indri harus diamputasi. Mendengar kabar itu, Devi langsung menangis karena seakan nggak percaya dengan apa yang diderita Indri. Devi segera memberi kabar kepada Ines dan Hazar dan mengajak untuk menjenguknya. Karena rumah sakitnya agak jauh, kami nggak langsung ke sana meski ingin sekali bertemu Indri dan menghiburnya. Pasti perasaan Indri sangat sedih setelah mengetahui penyakitnya.

Setelah beberapa hari teman sekelas Indri termasuk Devi menjenguknya di rumah sakit. setelah sampai di rumah sakit Devi langsung memeluk Indri dan Devi mencoba menghibur Indri dan berusaha menahan tangisnya. dan ternyata kaki Indri terlihat membengkak sangat besar tetapi belum diamputasi karena Indri nggak mau kehilangan salah satu kakinya dan keluarganya juga nggak setuju. Indri selalu meminta pulang pada orang tuanya.

Akhirnya dia dibawa pulang ke rumah setelah di rumah sakit selama 12 hari. Dia dirawat di rumahnya dan mencoba pengobatan alternatif. Setelah dicoba, alhamdulillah sedikit demi sedikit rasa sakitnya berkurang. Mendengar hal itu Ines dan Devi menjenguk Indri di rumahnya. Setelah satu minggu Indri terlihat lebih baik dari hari sebelumnya tetapi keesokan harinya Indri dibawa ke rumah sakit lagi karena kakinya kambuh. Indri dirawat di sana selama satu minggu yang pada akhirnya pada jam 12.00 malam Devi mendapat kabar dari kakak Indri bahwa Indri sudah pergi untuk selama-lamanya menuju surga menghadap Yang Maha Kuasa.

Pada saat itu di tengah malam yang sepi perasaan Devi seperti dimasukkan ke dalam ruangan yang sangat gelap dan susah buat bernapas. Tubuh Devi terasa tak berdaya dan lemas, seketika itu juga air mata Devi menetes dengan sendirinya. Devi seakan tak percaya dengan kabar itu. Semuanya seperti mimpi buruk yang tak diharap menjadi nyata. Setelah beberapa jam berlalu Devi sadar bahwa semua itu adalah kenyataan dan setelah itu Devi memberitahu Ines, Hazar, dan teman-teman yang lain. Air mata Devi terus menetes sampai menjelang pagi.

Pada pagi itu juga Devi dengan Ines menuju ke rumah Indri. di rumah Indri sudah di penuhi manusia yang melayat. Begitu sampai di sana Devi bertemu dengan ibu Indri dan ibunya Indri langsung memeluk Devi dengan erat dan tangis pun pecah. disana Ines dan Devi ternyata sudah tidak bisa melihat Indri karena jazadnya sudah dimasukkan ke dalam keranda. Tak sengaja Devi dan Ines melihat kakak Indri menyendiri di kamar. Dia terlihat sangat terpukul dengan keadaan ini. Saat acara pemakaman Indri berlangsung, saat jenazah Indri sedang dimasukkan ke liang lahat, kakaknya histeris menangis kehilangan sang adik tercinta. Setelah pemakaman Indri selesai orang-orang mulai meninggalkan pemakaman tapi keluarga Indri termasuk Devi dan Ines tetap di pemakaman untuk mendoakan Indri.

Beberapa hari setelah hari buruk itu, pada saat semua masih seperti mimpi. Ines mendapat masalah dengan keluarganya mengenai pacarnya yang membuatnya keluar dari sekolah. Sekarang tinggal Devi yang menjadi sendiri di sekolah setiap hari Devi melamun dan selalu berpikir kenapa sahabat-sahabatku pergi meninggalkan aku. Sampai akhirnya Devi mendapat kabar bahwa ada sesuatu yang mengharuskan Ines menikah dengan pacarnya. Hal itu membuat Devi semakin sedih karena tidak ada harapan lagi untuk Kelompok VIIZ berkumpul kembali. Sekarang Devi menjalani hari-hari di sekolah dengan situasi yang berbeda karena dulu waktu Kelompok VIIZ masih lengkap semuanya terasa menyenangkan. Kini Devi selalu merasa sendiri padahal teman-teman di kelasnya sudah mencoba menghiburnya karena Devi merasa bahwa nggak ada teman yang bisa menggantikan Kelompok VIIZ.

Di hari ke 40 Indri meninggal, Devi teringat kembali kenangan indah dengan Kelompok VIIZ, tak terasa air matanya menetes. Hatinya bertanya, “Kenapa Kelompok VIIZ berakhir seperti ini? Kenapa sahabatku kini semuanya meninggalkan aku?”

kenapa di saat kita menikmati indahnya masa persahabatan kita ini

tiba-tiba semuanya berubah menjadi menyedihkan

kini Kelompok VIIZ hanyalah sebuah kenangan

kenangan terindah yang tak kan pernah terlupakan

kenangan yang tak kan terulang di masa yang akan datang….

*****

Ayya RiieSMA adalah nama pena dari Devi RiSMAya, lahir di Banjarnegara 13 November 1994. Siswa kelas XII-IPA 1 ini merupakan putri Bapak Ariswanto dan Ibu Suliyah yang tinggal di Argasoka RT 02 RW 09 Banjarnegara. Do the best as long as us still able adalah moto hidupnya.

4 thoughts on “Beautiful Memories with Best Friends

  1. Spesial ‘tuk:
    tisa yuli: thank’s 🙂
    rizka nur a.p.p: thank’s for your suport.. .you are my best friend.. :-*
    echa mulya: ja nangis cha.. .wkwkwk

Tinggalkan Balasan ke tisa yulia Batalkan balasan